Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2015

Daya Gabung pada Tanaman atau Manusia?

Kuliah kali ini bahas tentang pengujian DGU (Daya Gabung Umum) dan DGK (Daya Gabung Khusus), ini penting sekali untuk pemulia supaya bisa menentukan karakter tetua dari tanaman yang akan dirakit sebagai varietas yang unggul. Yaa...yaa... tapi ngomong-ngomong bukan topik kuliah yang ingin ku kuceritakan disini... Tanaman yang punya DGU yang tinggi menunjukkan bahwa tanaman itu bisa menghasilkan anakan atau generasi selanjutnya dengan hasil yang lebih baik dan dapat disilangkan dengan berbagai tetua. Artinya, mau disilangkan sama tetua kombinasi manapun hasilnya tetap akan bagus. sebaliknya Tanaman dengan DGK yang tinggi hanya cocok untuk disilangkan dengan tetua dari galur tertentu saja baru akan menghasilkan hasil atau karakter yang bagus sesuai dengan harapan. pasangan yang akan disilangkan dengan galur tersebut harus sesuai, jika tidak maka hasilnya tidak bagus. Nah loh... Ada yang sadar arah pembicaraan ini? Jadi ternyata tanaman itu kayak manusia ya... Umumnya manusia

jangan...

aku. kalau aku suka maka aku akan bilang suka. jika aku tidak suka maka aku akan bilang tidak suka. aku tidak menggunakan topeng di depan siapapun. aku apa adanya. jadi jangan pernah meragukanku. karena tidak ada yang lebih menyakitkan daripada memberikan sebuah ketulusan dan kemudian kau ragukan ketulusanku. apakah kau sedang berusaha mengingkari kesungguhan semua orang memandang dunia seolah semuanya selalu jahat padamu mendengar seolah semua orang membicarakanmu dalam hati kadang aku ingin tertawa tapi tak bisa entah harus kasihan atau menyalahkan? sebab kalau mau melihat dunia, tidak ada yang menertawaimu justru dunia ini sangat peduli atau lebih tepatnya aku peduli kalau kau mengira hatiku sedangkal itu katakanlah jujurlah padaku katakan apapun yang ingin kau katakan meski itu sangat menyakiti hatiku sebab aku menyayangimu teramat malah mana mungkin aku berencana mengacaukan hatimu? aku justru sebaliknya aku tentu ingin melihatmu selalu berbahagia aku ada

Chrysanthemum, dariku untukmu (video)

similarity to spongebob

Gambar
Jaman SMP temenku bilang aku kayak spongebob karena bahuku yg kotak waktu SMA temenku juga bilang aku kayak spongebob karena ketawaku kayak spongebob waktu kuliah juga gitu.. BARUSAN.... iseng banget cari tes personality, tapi bukan semacam enneagram, personality plus, WARTEGG EPPS, MBTI dan sebagainya. jadi ceritanya... nyasar ke salah satu blog dengan tes personality unik : https://alidabdul.wordpress.com/2008/10/23/kuis-kepribadian-tokoh-kartun-seperti-apa-yang-mirip-elo/ dan sekarang jadi ketahuan kalo hasil tes menunjukkan poin ku 32,  so i'm totally similar to spongebob..   let me laght ahahahah   tapi kayanya emang aku mirip spongebob deh ya... sedikit aneh kata temenku, persis kaya spongebob... mudah tersentuh hatinya (cie), iya... gampang sedih mendadak dan senang mendadak... aneh deh pokoknya... tapi kalau ada teman yang baik maka aku akan berusaha menjadi teman yang lebih baik untukmu DAN aku juga masih suka ketawa k

Chrysanthemum, dariku untukmu

Gambar
Chrysanthemum, dariku untukmu  Aku masih ingat bagaimana kita bertemu sebelumnya  Saat itu kau menyapaku dan tersenyum kepadaku  Kau tanyakan namaku dan kau sebutkan namamu  Lalu pertanyaan basa basi pun mengalir  Kau masih berdiri di tempatmu akupun begitu  sama-sama ragu untuk mendekat karena malu  sama-sama menempatkan diri sebagai orang baru  sebatas senyum saja sudah cukup untukku  Tapi kemudian waktu terus berjalan menjauh  meninggalkan sebuah kebasa-basian di belakang  menjamu sebuha rasa terbiasa untuk bertemu  menghadirkan rasa gelisah ketika rindu menggebu  Ketika kemudian cerita cinta dan cita-cita beradu  memunculkan cerita yang tersembunyi dengan rapi  tentang sebuah kesakitan dan rasa bahagia  tentang keadaan yang memaksa untuk bertahan  Terkadang pertahananku kian jauh dan merapuh  Duania yang ku arungi serasa sepi tak bersuara  seketika itu bayangmu datang dengan senyum  kau katakan padaku bahwa semua akan baik-baik saja  

RAPD (Rindu Aku Pada Dirimu)

RAPD... Aku menatap singkatan ini di layarku, memikirkan kira-kira kalimat apa yang harus ku tulis dari semua jurnal yang sudah ku baca. Berulang kali aku menata kalimatku, menimbang-nimbang bagaimana cara mengutarakan hasil analisisku pada kertas tak bernyawa yang ada di depanku. Lama. Tidak juga muncul inspirasi. Belakangan aku menyadari, aku lupa. RAPD itu singkatan apa ya yang benar? Ada versi 1 dan 2 yang bermain-main dalam pikiranku. Versi 1: RAPD = Random Amplified Polymorphic DNA atau Versi 2: RAPD = Rindu Aku Pada Dirimu? Mana yang benar? Ini sebuah dilema besar. Sementara layar kosong tak bernyawa di depanku terus menodongku dengan tuts keyboardnya, memaksaku mengetikkan sesuatu padanya. Jika aku menuruti versi 2 mungkin setan merah jambu akan bahagia sekali, karena virus merah jambunya sudah berhasil membunuh logikaku. Tapi jika ku turuti logika versi 1 ku, apa yang akan ku tulis? Mungkin harusnya ku turuti saja versi 2 untuk membunuh rindu setelah itu otakku