Pengaruh Stress Kekeringan terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan kacang bambara (Vigna subterranea L. Verdcourt) Berdasarkan karakter Morfologi dan Fisiologi
Setiap
galur kacang bambara memiliki karakter ketahanan terhadap kekeringan yang
berbeda-beda. Sebagai contohnya kacang bambara Uniswa-red dari Swiziland yang
memiliki karakter tahan kekeringan dengan mekanisme penyimpanan air dengan cara
menggugurkan daun dan penutupan stomat untuk menghindari penguapan berlebih.
Menurut Berchie et al., (2012) dalam Ahmad (2012), evaluasi dari 5 galur kacang
bambara terhadap kekeringan dan cekaman suhu tinggi di Tono-Navrongo Ghana
menunjukkan bahwa galur yang memiliki berat kering akar menunjukkan bahwa pada
kondisi tercekam pembentukan akar lebih signifikan merupakan salah satu
mekanisme untuk bertahan dari kondisi cekaman kekeringan, hal ini sangat
dimungkinakan bahwa untuk mampu bertahan terhadap cekaman kekeringan maka
kacang bambara telah membentuk suatu mekanisme adaptasi terhadap kondisi
lingkungan yang tidak mendukung.
Stres air pada tanaman adalah sebuah kondisi
ketika air kehilangan intensitas serap diatas batas toleransi akar yang
menyebabkan tanaman mengalami penurunan kadar air, tekanan turgor dan sebagai
akibatnya tanaman juga akan mengalami penurunan ekspansi sel dan terganggunya
sejumlah proses fisiologi dan biokimia yang dapat mempengaruhi pertumbuhan atau
produktivitas nantinya. Kekurangan air menimbulkan beberapa respon pada
metabolisme tanaman, salah satunya adalah berubahan pada tekanan osmotik tanama
untuk mempersiapkan diri dalam menoleransi stres air dengan mengumpulkan
berbagai komponen organik sebagai osmoregularor atau pengatur tekanan osmotik
air di dalam tubuh tanaman.
Setiap
tanaman memerlukan air selama siklus hidupnya, kebutuhan air berbeda-beda
tergantung pada fase hidup dan jenis tanamannya. Kekurangan air dapat
menyebabkan terganggunya proses metabolisme tanaman. Kacang bambara adalah
jenis kacang-kacangan yang berasal dari Afrika dan memiliki karakter yang tahan
terhadap kekeringan, meskipun demikian menurut Kumanga et al, (2003) dalam Redjeki (2007), kondisi cekaman kekeringan pada
saat sebelum pembungaan pada kacang bambara secara signifikan dapat menurunkan
jumlah polong per tanaman.
Sebagai
upaya untuk menjaga tubuhnya dari kekeringan maka kacang bambara memiliki
mekanisme ketahanan yaitu dengan cara memperpendek ukuran tubuh, mempersempit
kanopi, mengurangi jumlah daun dan luas daun sehingga LAI menurun,
memperpanjang akar sehingga biomassa akar bertambah, melakuan penutupan stomata
untuk menghindari transpirasi berlebihan sebagai upaya untuk menjaga kadar air
tubuh, mengakumulasi senyawa prolin untuk menjaga tubuh dari kehilangan air,
semua upaya tersebut adalah untuk menggunakan air secara efisien. Sebagai
akibat dari regulasi di dalam tubuh tanaman akibat kekeringan maka tanaman akan
memperpendek siklus hidupnya sehingga cepat berbunga dan berbuah, meskipun demikian
tanaman yang kekurangan air secara signifikan dapat menurunkan produktifitas
tanaman karena terjadinya hambatan dalam asupan nutrisi dari tanah yang ikut
terlarut dengan air dan juga kurangnya CO2 akibat menutupnya stomata
selama mempertahankan diri dari kekeringan.
Komentar
Posting Komentar