FILSAFAT ILMU DAN CARA MENDAPATKAN KEBENARAN ILMU

KEBENARAN ILMIAH DAN CARA MENDAPATKANNYA
Pendahuluan
Manusia adalah makhluk Tuhan yang diberikan kelebihan berupa kemampuan berfikir dan merasa. Anugerah Tuhan inilah yang menyebabkan manusia selalu berusaha untuk mencari nilai-nilai dalam kehidupannya sebagai patokan untuk berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai yang dibentuk oleh manusia ini akan selalu diikuti oleh manusia yang taat pada nilai yang telah mereka buat, hal inilah yang akan menjadikan seseorang menjadi manusia yang berharga, sementara sebaliknya apabila manusia melanggar nilai masyarakat yang telah dibentuk maka hal ini menunjukkan bahwa mereka telah mendustakan kebenaran yang ada di dalam dirinya sendiri sehingga dapat menciptakan perasaan resah dan gelisah karena merasa berada pada kondisi yang salah yang tidak sesuai dengan yang seharusnya.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna karena diberikan anugerah berupa kemampuan untuk berfikir yang logis. Kemampuan berfikir yang diberikan oleh Tuhan dapat berupa insting, ilmu, filsafat dan agama dapat dijadikan sebagai sarana untuk mendapatkan kebenaran.
1.    Insting atau naluri, baik manusia atau hewan diberikan kemampuan ini oleh Tuhan. Insting atau naluri telah diberikan Tuhan sejak kita terlahir dan memenuhi kodrat kita sebagai manusia tanpa kita harus mempelajarinya terlebih dulu atau akan diturunkan dari satu generasike generasi selanjutnya secara filigenetik. Insting atau naluri dapat diketahui sebagai suatu perilaku atau respon terhadap ransangan yang diberikan,
2.    Ilmu adalah sesuatu yang harus dipelajari oleh manusia karena manusia memiliki, ilmu pengetahuan selalu berkembang dari waktu ke waktu. Ilmu pengetahuan dikembangkan dengan cara sadar melalui berbagai pendekatan dan rumusan tertentu sehinga dapat meningkatkan pemahaman manusia terhadap hal-hal faktual yang ada di alam semesta. Ilmu pengetahuan harus memenuhi syarat objektif, metodis, sistematis, dan universal,
3.    Filsafat adalah pemahaman terhadap fenomena kehidupan yang ada di masyarakat yang kemudian dikembangkan berdasarkan pemukiran manusia secara kritis tetapi tidak dikembangkan melalui penelitian atau eksperimen, tetapi sebenarnya tujuannya adalah sama yaitu untuk mendapatkan solusi dan argumentasi-argumentasi untuk mendukung sebuah pendapat. Terdapat berbagai jenis filsafat dalam perkembangannya dan tergantung dari sudut pandang pengembang dan pemanfaatannya di kehidupan.
4.    Religi atau Agama adalah sebuah kepercayaan yang dibangun terhadap Tuhan sebagai pencipta alam semesta dan yang mengendalikan sesuatu hal dalam hidup ini, dan meyakini bahwa Tuhan telah menurunkan utusannya untusannya untuk menyampaikan kebenaran-kebenaran dan juga meyakini bahwa Tuhan telah menurunkan wahyunya sebagai kitab suci yang dapat memberikan pengetahuan bagi manusia yang sekaligus mengatur tentang sesuatu yang baik atau buruk dalam kehidupan sehingga hidup manusia menjadi tertata.
Dalam upaya untuk mendapatkan kebenaran-kebenaran yang logis maka manusia harus sebagai peneliti, akademisi dan yang bergerak di bidang sosial harus memiliki kesetaraan dalam pemahaman  dan kepemilikan rujukan yang sama sehingga akan didapatkan kesamaan pendapat sehingga bisa mendapatkan kesimpulan dan pemanfaatan dari kebenaran ilmiah yang didapatkan.

Landasan Filosofis
            Tuhan telah menciptakan alam semesta beserat isinya dengan tujuan penciptaan masing-masing setiap benda yang ada yang kemudian dapat menjalankan fungsinya masing-masing. Tidak ada yang tidak memiliki manfaat penciptaan di dunia ini, kalaupun ada benda atau makhluk di dunia ini yang keberadaannya tidak dimanfaatkan bukan berarti benda atau makhluk tersebut tidak memiliki fungsi di dunia ini tetapi hal ini hanya karena manusia belum mendapatkan ilmu pengetahuan yang cukup tentang makna dan tujuan penciptaan yang Tuhan berikan tersebut. Sebagai contohnya adalah tentang penciptaan hujan di dunia yaitu untuk mencukupi kebutuhan air makhluk hidup di dunia yaitu manusia, hewan dan tumbuhan sehingga kehidupan di bumi dapat terus berlangsung sebagaimana mestinya.
            Manusia juga memiliki fungsinya sendiri di dunia. Seperti telah dijelaskan di atas bahwa manusia telah diberikan kemampuan berfikir dan merasa oleh Tuhan, hal inilah yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain misalnya hewan. Hewan hidup dengan mengandalkan insting, tetapi manusia selain menggunakan insting juga menggunakan pemikirannya, dengan anugerah pemikiran inilah Tuhan telah secara tersirat menitipkan dunia kepada manusia untuk mengatur dan menjaga dunia demi kemaslahatan bagi semua umat sehingga manusia disebut sebagai kholifah di muka bumi yang memiliki kewajiban untuk menciptakan kesejahteraan di bumi. Sebagai upaya untuk menciptakan kesejahteraan di muka bumi maka manusia harus dapat memanfaatkan secara maksimal seluruh benda yang ada di bumi berdasarkan fungsinya masing-masing. Untuk mengetahui fungsi benda yang ada maka diperlukan ilmu pengetahuan sebagai ilmu dasar untuk mengembangkan benda-benda tersebut menjadi sebuah teknologi terapan, semua ini hanya dapat dilakukan dengan melalui penelitian dan eksperimen yang dilakukan dengan metode ilmiah.
Metode Ilmiah
Manusia tentu tidak terlepas dari kehidupan di alam, sehingga ia akan melihat hal-hal di alam yang membuatnya bertanya-tanya mengapa sesuatu hal bisa terjadi dan alasan dibalik terjadinya sesuatu. Misalnya kenapa terjadi hujan? Maka metode ilmiah dapat menjadi suatu sarana bagi manusia untuk mendapatkan jawaban dari semua pertanyaannya. Metide ilmiah memungkinkan bagi manusia untuk merumuskan permasalahan yang terjasi yang kemudian diuji melalui percobaan. Pada awal perkembangannya, manusia yang masih awam melakukan coba-coba untuk menjawab rasa penasaran yang adapada dirinya, selanjutnya setelah itu melakukan percobaan yang sesungguhnya dengan menggunakan perlakuan tertentu dan parameter pengamatan atau penilaian yang tertentu pula. Sehinggasyarat untuk melakukan penelitian adalah sesuatu hal tersebut dapat dilogika dan dilakukan percobaan secara ilmiah yang mengikuti sebuah alur tertentu.
Kebenaran atau fakta ilmiah selalu berpuar atau selalu berubah dari waktu ke waktu tergantung bagaimana cara berfikir manusia atau sangat relatif. Sesuatu yang dianggap benar saat ini belum tentu benar di masa mendatang. Penemuan-penemuan  dan argumentasi ilmiah yang dikeluarkan oleh seorang ilmuwan selalu bertumbuh dari waktu ke waktu secara tidak langsung mematahkan pendapat dan argumentasi yang telah lama atau sudah usang dan digantikan dengan pendapat dan argumentasi yang lebih maju yang dianggap lebih logis dan benar saat ini. Sebagai contohnya pada zaman dulu manusia menganggap bahwa bumi ini berbentuk kotak, sementara saat itu Galileo Galilei yang berpendapat bahwa bumi bukanlah kotak tetapi bulat seperti bola yang berasal dari pengetahuan yang dimilikinya dan melalui logika yang dikembangkannya, tetapi akibat perselisihan yang terjadi dengan pihak gereja dan menganggap pendapat bumi bulat sebagai bentuk dari penentangan ajaran agama maka Galileo Galilei dibunuh. Hal ini menunjukkan bahwa manusia harus berfikir terbuka untuk menyeleksi mana yang benar dan mana yang salah dengan menggunakan ilmu dan pengetahuannya.
a.    Rumusan Masalah
Agar manusia bisa mengatasi permasalahan yang terjadi di lingkungannya maka manusia harus tahu apa sebenarnya penyebab dari munculnya permasalahan tersebut.sesuatu yang terjadi di alam ini adalah sebuah bentuk dari sebab-akibat, sesuatu terjadi karena penyebab tertentu, maka apabila seseorang ingin mengatasi permasalahan tertentu maka ia harus tahu hal yang menyebabkan akibat tersebut terjadi. Permasalahan yang diamati di lapangan dapat diangkat sebagai tema untuk diteliti melalui pendekatan metode ilmiah.
Seorang peneliti harus memiliki kemampuan untuk melihat dengan jelas objek yang akan ditelitinya, ini akan memudahkannya untuk mengetahui sebab dari kejadian atau akibat yang ditimbulkan pada objek. Sebagai contohnya, seorang petani yang mendapati tanamannya mati, maka petani tersebut harus menarik kerangka berfikir berupa sebab-akibat. Kematian tanaman adalah akibat maka pasti ada sebabnya, misalnya saja karena kekurangan air atau karena serangan hama penyakit atau karena adanya hal lain. Tanaman yang kekurangan air bisa mengalami kematian karena tidak memiliki bahan untuk fotosintesis dan mengalami hidrasi karena hilangnya air dari dalam tubuhnya, atau bisa juga tanaman mati karena serangan hama penyakit parah yang menyebabkan tubuhnya tidak dapat untuk meneruskan metabolisme sehingga ia mati. Maka dari argumentasi ini petani dapat membuktikannya melalui penelitian.
b.    Rumusan Hipotesis
Setelah mengetahui permasalahan yang terjadi, seperti telah disebutkan diatas maka peneliti dapat menarik hipoteis atau dugaan sementara tentang penyebab apa yang sebenarnya menyebabkan terjadi permasalahan tersebut. Hipotesis dapat diungkapkan dalam bentuk verbal, persamaan, rumus, model atau pola yang berasal dari logika awal dari peneliti tersebut. Akan tetapi apa yang dirumuskan atau dugaan sementara ini adalah sesuatu yang mentah sehingga perlu untuk dibuat rumusan atau rancangan metode yang ilmiah dengan variabel-variabel dan parameter pengamatan yang jelas dalam upaya untuk membuktikan bahwa dugaan tersebut salah atau benar.
Hipoteis dapat diterima atau ditolak, karena hipotesis belum tentu benar sehingga penelitian harus dilakukan. Hipotesis yang dikeluarkan oleh petani yang tanamannya mati disebabkan karena kekurangan air atau karena serangan hama penyakit adalah logika awal yang dikeluarkan oleh petani tersebut dengan berdasar pengetahuan yang dimilikinya, sehingga bisa saja salah atau benar.
Dari hipotesis yang dibentuk tersebut dapat memunculkan variabel yang digunakan yang dijadikan sebagai variabel bebas sebagai perlakuan atau betindak sebagai sebab dan variabel terikat sebagai hasil yang akan dianalisis yang bertindak sebagai akibat. Variabel terikat dapat diukur dengan menggunakan parameter-parameter tertentu yang dapat menunjukkan hasil berupa akibat yang ditimbulkan sehingga dapar menjawab hipotesis yang sudah dirumuskan di awal.
c.    Pengujian Hipotesis
Pembuktian hipotesis harus dilakukan secara ilmiah menggunakan metode ilmiah dengan rancangan tertentu sehingga dapat meminimalisisr terjadinya kesalahan. Metodologi penelitian yang dibuat dapat membantu peneliti untuk memudahkan dalam mengumpulkan fakta lapangan yang kemudian disebut sebagai data yang berasal dari variabel sebagai dugaan yang diukur dengan menggunakan parameter tertentu. Metodologi tersebut mencakup beberapa hal diantaranya adalah penentuan sampel, parameter apa saja yang akan digunakan, desain penelitian yang tepat, cara pelaksanaan, bahan dan alat yang akan digunakan, waktu dan tempat pelaksanaan yang sesuau, cara analisis data dan pengujian-pengujian hasil serta kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian dan analisis yang sudah akan dilakukan harus dapat memberikan hasil yang menjawab hipotesis yang sudah dibentuk. Sehingga dapat dikatakan bahwa rancangan penelitian baru dapat dibuat dan dilaksanakan ketika peneliti sudah benar-benar memahami apa yang akan ditelitinya.
Ilmu pengetahuan berupa sains dapat dibuktikan dengan menggunakan penelitian, dan penelitian membutuhkan ilmu pengetahuan untuk membuktikan kebenarannya. Maka metode ilmiah harus dapat dilakukan setelah peneliti merumuskan objek penelitiannya. Terdapat berbagai objek penelitian di dunia ini ada yang bersifat sosal dan ada yang bersifat fisik-biologis, tetapi semuanya dapat dibuktikan melalui pendekatan metode ilmiah, hanya saja membutuhkan rancngan yang berbeda.
1.    Penelitian historis untuk membutkikan sebuah kejadian atau sesuatu yang sudah terjadi di masa lalu. Sehingga penelitian ini lebih bersifat rekonstruktif untuk mendapatkan data-data hasil evaluasi yang dapat menggambarkan tentang kebenaran kejadian yang terjadi sebelumnya. Penelitian dapat dilakuakn dengan pengumpulan data sekuner atau primer. Sebagai contohnya adalah tentang penelitian sistem pertanian di masa lalu yang bersifat nomaden dan berpindah-pindah dan dengan sistem pembukaan lahan baru oleh masyarakat purba.
2.    Penelitian deskripsi adalah penelitian untuk menganalisis data yang dikumpulkan dari pendataan yang dilakukan dengan cara survei untuk menggambarkan kondisi objek yang diamati. Penelitian ini didasarkan pada fakta-fakta yang dapat diindra seperti tentang keberadaan suatu populasi, daerah, bena dan objek lain secara sistematis, akurat dan digambarkan sebagaimana adanya di alam.  Contohnya adalah deskripsi mengenai perbedaan ekosistem di dataran rendah, dataran menengah dan dataran tinggi mengenai jumlah dan keragaman plasma nutfah yang ada di dalamnya.
3.    Penelitian perkembangan adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pola-pola yang berubah berdasarkan waktu. Variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat yang pengaruhnya dipelajari dari waktu ke waktu. Selama kurun waktu pengamatan yang ditentukan maka kita akan mampu melihat pola-pola yang dihasilkan dan laju pengaruh yang ditimbulkan dari perlakuan (variabel bebas) yang sudah kita terapkan pada objek. Sebagai contohnya adalah laju pertumbuhan tanaman yang diukur dengan penambahan biomassa per satuan waktu untuk mengetahui pengaruh perlakuan dosis pemupukan terhadap pertumbuhan tanaman yang banyak dijadikan fokus penelitian oleh agronomis.
4.    Studi kasus dan lapangan adalah mempelajari peermasalahan yang ada di lingkungan dan mengetahui akibat yang ditimbulkan oleh permasalahan tersebut di masyarakat. Biasanya penelitian ini ditujukan untuk penelitian sosial kemasyarakatan dalam hubungannya untuk menentukan kebijakan-kebijakan yang mungkin dapat diambil untuk mengatasi permasalahan yang ada. Misalnya studi kasus tentang pengaruh pendidikan dalam keluarga terhadap psikologi dan perilaku anak-anak dan remaja.
5.    Korelasional adalah penelitian yang menekankan pada pengujian korelasi antara dua variabel.  Penelitian ini untuk mengetahui hubungan dari satu variabel dengan variabel lainnya yang saling memberikan pengaruh. Hasil dari penelitian ini dapat berupa koefisien korelasi (r) dan dapat menghasilkan koefisien yang memiliki rentang 1.    antara -1<0 akar="" antar="" antara="" atau="" banyak="" bertujuan="" bisa="" bukan="" dalam="" dan="" dengan="" dilakukan="" diri="" dua="" hanya="" hubungan="" ini="" jadi="" kekeringan.="" kemampuan="" korelasi="" mempertahankan="" menentukan="" mengetahui="" misalnya="" pada="" panjang="" penelitian="" prediksi="" span="" tanaman="" terhadap="" terterkaitan.="" untuk="" variabel.="" variabel="">
6.    Penelitian kausal komparatif bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab-akibat antara dua variabel yang diujikan. Hubungan timbal balik yang terjadi antara dua variabel tersebut dapat digambarkan dengan koefisien determinasi (R2). Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang ada, mencari kembali fakta yang mungkin menjadi penyebab melalui data yang didapat. Contohnya adalah hubungan antara banyaknya tugas yang diberikan terhadap kemajuan belajar mahasiswa.
7.    Eksperimental sungguhan artinya penelitan yang ditujukan untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan yang dicobakan terhadap perlakuan kontrol (tanpa perlakuan atau intervensi). Contohnya adalah pengaruh pemberian berbagai taraf hormon giberelin terhadap pertumbuhan plantlet krisan.
8.    Eksperimental semu artinya adalah penelitian dengan berbagai taraf perlakuan tetapi tidak menggunakan kontril yang jelas karena adanya keterbatasan dalam kontrol, biasanya lebih bersifat sosial. Contohnya adalah pengaruh pendapatan terhadap perilaku konsumtif masyarakat, terdapat variabel yang tidak bisa dikontrol yaitu besarnya pendapatan, jadi yang dapat dilakukan hanya membandingkan antar taraf pada variabel besarnya pendapatan sebagai sebuah faktor bebas yang berpengaruh terhadap perilaku konsumtif masyarakat.
9.    Penelitian tindakan dengan menggunakan pengamatan terhadap tindakan nyata dan pengaruhnya. Misalnya pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh para pengajar, sebagai contoh yaitu penerapan kurikulum pendidikan 2013 terhadap kemampuan dan kemandirian belajar siswa SMA. Maka yang diamati adalah pengaruh dari penerapan tersebut oleh guru terhadap kemampuan siswa dalam belajar dan kopetensi siswa yang dapat diuji dengan menggunakan penilaian terhadap hasil belajar dan keaktifan siswa dalam menyimak pelajaran.
Dengan adanya pengelompokan metode penelitian ini memudahkan bagi peneliti untuk menentukan metode mana yang paling tepat untuk digunakan sesuai dengan sifat dan tujuan penelitian yang ingin dicapai juga perlakuan dan objek yang akan diteliti. Pemilihan metode yang tepat akan memudahkan bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian sesuai dengan kaidah ilmiah yang baik sehingga didapatkan hasil yang baik pula. Pendekatan dan rancangan yang benar juga akan membantu kita menjawab hipotesis dengan lebih valid dan terpercaya.
Kesimpulan
            Kegiatan menyimpulkan adalah bagian dari seluruh rangkaian penelitian yang bertujuan untuk menjawab dari rumusan masalah yang sudah dibentuk yang menjadi latar belakang dilakukannya sebuah penelitian. Kesimpulan harus mampu untuk menjawab hipotesis yang sudah dirumuskan di awal, apakah hipotesis yang telah dirumuskan tersebut benar atau salah dengan didasarkan landasan teori yang digunakan dalam merumuskan hipotesis dan juga hasil dari penelitian yang sudah dilakukan. Apabila hasil dari penelitian sesuai dengan hipotesis maka hipotesis diterima, sebaliknya apabila hasil penelitian menunjukkan hasil yang berbeda maka dapat dikatakan bahwa hipotesis ditolak sehingga harus dilaksanakan pengujian lagi dengan kerangka berfikir yang benar sehingga hipotesis tersebut dapat mendekati benar.
            Kesimpulan yang dibuat harus berdasarkan hasil penelitian tanpa rekayasa atau manipulasi dan pelaksanaannya berdasar pada proposal penelitian sebagai pedoman. Setelah mendapatkan kesimpulan maka kita akan mengetahui hasil dari penelitian sebagai bentuk hasil dari perlakuan yang diberikan pada objek, sehingga hal ini dapat dikatakan bahwa kita telah menemukan akar dari permasalahan yang terjadi atau telah menjawab dari rumusan yang telabih dibentuk di awal. Sebagai peneliti yang baik maka kita harus melakukan publikasi dapat berupa jurnal, makalah, poster, demonstrasi, tulisan ilmiah dan yang lain sehingga masyarakat dapat membacanya sebagai informasi baru dan dapat diterapkan di lingkungannya masing-masing sesuai dengan fokusan objek yang sama sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan dapat mencapai tujuan masing-masing.
PROSES PENULISAN ARTIKEL/ MAKALAH DI JURNAL ILMIAH ATAU PROSIDING
Pendauluan
            Ilmu yang diamalkan adalah amal yang tidak akan pernah hilang, maka banyak peneliti-peneliti yang melakukan penelitian dengan tujuan untuk meningkatkan kemaslahatan orang banyak. Agar hasil penelitian dapat bermanfaat bagi orang banyak maka harus dipublikasikan sehingga banyak orang yang akan membaca dan bisa menerapkannya. Publikasi dapat dilakukan melalui buku, majalah, jurnal, abstrak, prosiding, pamflet, leaflet, paper, oral dan demonstrasi di lapang.

Penulisan Jurnal Ilmiah
Penulisan yang bersifat ilmiah dianggap memiliki mutu keilmuan yang tinggi dibanding yang lain. Penilaian mutu terhadap karya tulis hingga saat ini belum ada standar penilaian yang sama karena beberapa kendala seperti adanya perbedaan fokusan objek penelitian misalnya antara penelitian eksak dengan non eksak yang memaksa adanya cara penulisan yang berbeda-beda sehingga akan membuat standar yang dipakai juga harus berbeda.
Penilaian yang sulit ini dapat diatasi dengan melakukan penilaian terhadap legalitas hasil tulisan apakah berupa plagiasi dan mutu penulisan yang dinilai oleh tim penilai. Tetapi saat ini banyak berkembang penulisan jurnal yang berdasarkan profesi dan fokusan masing-masing. Sebagai contohnya adalah publikasi yang diakui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional maka setiap tulisna harus memiliki ISSN yang dapat dimohonkan di PDII LIPI, sementara ISBN adalah nomer induk untuk buku. Akreditasi jurnal dapat dimohonkan di DIKTI untuk mendapatkan pengakuan dengan berdasarkan penilaian dan kejelasan status, sasaran dan target keilmuan.
Penulisan dalam Prosiding
            Format prosiding adalah daftar isi, kata pengantar, makalah lengkap, diskusi, kesimpulan dan lampiran yang berisi susunan panitia, pidato, dan daftar hadir peseta. Dengan demikian pembaca akan mendapatkan informasi yang lengkap tentang perkembangan penelitian yang ada.
AZAS FILOSOFIS PENGETAHUAN
Peranan akal
            Tuhan telah menganugerahkan kelebihan kepada manusia berupa akal pikiran, perasaan dan hawa nafsu. Hal inilah yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain, termasuk juga yang membedakan manusia (Homo sapiens) dengan makhluk segenusnya yaitu Homo erectus.
            Manusia adalah makluk yang unik, selain sistem biologis yang ada padanya dan juga akal pikiran, manusia memiliki perasaan dan qalbu. Qalbu inilah yang akan menuntun manusia untuk mendekati atau melakukan apa yang baik (akhlakul mahmudah) dan menjauhi sesuatu atau perbuatan yang menurutnya buruk (akhlakul madzmumah). Dengan akhlak dan perilaku yang baik maka manusia akan mendapatkan dirinya sebagai manusia yang seutuhnya, sebaliknya dengan akhlak yang burukmaka manusia akan memiliki intelektualitas yang buruk.
            Seorang individu manusia saja (dimensi mikro) sudah sangat kompleks jika harus diijabarkan, apalagi ketika kita sudah masuk dalam pembahasan tentang manusia dengan kelompok sosialnya yang mempelajari tentang peran dan perilaku dalam masyarakay (dimensi meso) dan manusia dengan perannya sebagai anggota suatu bangsa dan hubungannya dengan bangsa lain (dimensi makro). Maka manusia harus benar-benar mengetahui perannya sebagai manusia sehingga ia akan mendapatkan pegangan yang kuat untuk menjalani fungsinya sebagai manusia ciptaan Tuhan.
Manusia sebagai sebuah sistem biologis dan sosial
Setiap lingkungan memiliki kekhasannya masing-masing yang disebut sebagai ekosistem. Setiap bagian dalam ekosistem memiliki perannya masing-masing dalam sebuah sistem, ciri sistem yang berkelanjutan adalah sebagai berikut:
1.    Tujuan: Tujuan berlangsungnya sebuah sistem yang jelas untuk menjaga keseimbangan sistem tersebut agar tetap berlangsung. Misalkan sistem jaring-jaring makanan yang menjaga agar keberlangsungan antar strata rantai makanan dapat terus hidup dan berkembang biak sehingga ekosistem tetap terjaga kelangsungannya
2.    Fungsi: setiap bagian dalam ekosistem memiliki fungsi untuk dapat menjaga keseimbangan dalam ekosistemnya. Misalnya fungsi fotosintesis pada tanaman sehingga dapat mempertahankan hidupnya
3.    Komponen dan elemen yang membentuk fungsi-fungsinya, misalkan untuk dapat berfotosintesis maka tanaman memiliki akar untuk menyerap air, memiliki jaringan angkut untuk mengangkut bahan fotosintesis sampai ke daun, daun mmiliki stomata untuk menyerap CO2 dan memiliki zat warna untuk menyerap cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat berlangsung dengan adanya komponen dan elemen penyusun tersebut.
4.    Interaksi dan keterkaitan antara satu sistem dengan sistem yang lain, sebab suatu sistem dalam ekosistem atau satuan sistem tidak akan berdiri sendiri namun saling mempengaruhi satu sama lain. Misalnya apabila pohon yang tinggi tumbang maka organisme yang berada dibawah teduhannya misalnya lumut, paku, serangga yang berteduh dibawahnya akan mengalami perubahan karena perubahan penyinaran oleh matahari yang semula terteduhi oleh dahan pohon menjadi terpapar matahari.
5.    Keterkaitan atau integrasi. Sebagai satuan sistem maka sistem-sistem tidak dapat saling dipisahkan, apabila ada sistem yang dipisahkan maka akan mempengaruhi sistem yang lain. Contohnya apabila organisme dalam rantai makanan punah akan mempengaruhi jumlah populasi strata rantai makanan yang ada di atas dan juga di bawahnya.
6.    Proses transformasi dan perubahan bentuk yaitu perubahan baik perubahan fisik, biologi dan kimia. Seperti contohnya adalah perubahan biokimia yang disebabkan karena fotosintesis yang mengubah CO2, H2O, dan nutrisi tanah menjadi karbohidrat untuk mendukung pertumbuhannya.
7.    Umpan balik yang merupakan batasan oleh masing-masing organisme untuk mengontrol dirinya sendiri sehingga dapat menjaga keberadaannya. Misalnya batasan tanaman untuk memproduksi jumlah daun sehingga indeks luas daun dapat terkontrol dan bermanfaat bagi pertumbuhannya dan tidak menurunkan efisiensi dalam penambahan biomassa.
8.    Barier atau batas sebuah sistem, adanya perbedaan dari sistem yang berda akan memudahkan kita untuk mengidentifikasi perbedaan ciri-ciri dari sistem-sistem yang berbeda.
Manusia merupakan individu yang unik dan kompleks, pada dasarnya manusia memiliki sistem sebagai berikut:
a.    Sistem Jasmani yang terdiri atas beberapa fungsi biologis yaitu : fungsi berfikir (otak), fungsi pernafasan (paru-paru dan jantung), fungsi pencernaan (lambung, usus, empedu dll), fungsi gerak (otot, syaraf dan tulang), fungsi reproduksi (testis dan ovarium), fungsi sekresi (paru-paru, kelenjar keringat, empedu, ginjal).
b.    Sistem rohani yang terdiri atas beberapa fungsi kejiwaan yaitu: fungsi hidup (bergerak, tumbuh dan berkembang), fungsi berfikir (intelektualitas), fungsi ketuhanan (meyakini adanya penciptaan dan Pencipta), fungsi energi (dalam hubungannya dengen kemampuan untuk gerak dalam ruang dan waktu), dan fungsi cahaya (memberikan sebuah pencerahan atau penerangan).
Sistem-sistem pada manusia tentu akan berbeda dengan makhluk yang lain, terutama pada sistem rohani yang berbeda dengan hewan, tumbuhan, jin, setan dan malaikat. Manusia terdiri atas sistem jasmani dan sistem rohani yang jika dipadukan akan menjadi sistem baru yang disebut manusia.
Secara filsafat, manusia dapat dibagi menjadibeberapa pandangan yaitu:
a.    Psikoanalitik yang menganalisis tentang terbentuknya psikologi manusia yang terdiri atas naluri untuk menentukan mana yang baik dan buruk
b.    Humanisme yang menyatakan bahwa kepribadian akan terbentuk berdasarkan kondisi lingkungan dimana manusia tersebut berkembang
c.    Behaviotistik hampir sama dengan humanisme tetapi disini lebih ditekankan terhadap kemampuan manusia untuk beradaptasi dengan lingkungannya untuk dapat memilih nilai mana yang baik dan benar
d.    Sudut pandang kejiwaan yang menyatakan bahwa manusia tersusun atas nafsu yang terbentuk atas dasar nalurinya sebagai manusia
Berdasarkan sumber wakyu yang diturunkan oleh Tuhan, beberapa fungsi utama manusia yang membentuk kepribadiannya adalah fungsi akal, fungsi rasa, fungsi qalbu dan fungsi akhlaq. Fungsi akal sebagai alat intelektual manusia yang membuat manusia mampu untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga dapat menghasilkan sebuah teknologi yang dapat digunakan untuk kesejahteraan bersama. Fungsi ini memungkin manusia untuk melakukan penalaran untuk memilah yang baik dan buruk dan mempertahankan kehidupannya.
Penalaran
Terdapat beberapa alasan mengapa manusia dapat mengembangkan pengetahuannya yaitu:
1.    Manusia memiliki alat komunikasi yaitu dengan menggunakan bahasa untuk menyampaikan sesuatu berupa pendapat ataupun pertanyaan. Bahasa terdiri atas 4 unsur yaitu: (a) bahasa sebagai suatu simbol untuk menyebutkan sesuatu, (b) bahasa sebagai objek yaitu benda yang akan disimbolkan, (3) sebagai referensi yaitu makna yang menjembatani antara simbol dan objek, (4) sebagai subjek yaitu manusia sebagai pembuat simbol-simbol dalam bahasa.
2.    Manusia memiliki kemampuan untuk merangkai alur berfikir yang disebut sebagai penalaran. Penalaran adalah proses berfikir untuk mendapatkan kesimpulan akhir. Penalaran ada dua jenis yaitu:
a.    Penalaran yang bersifat logis dengan berdasarkan pada logikanya sendiri yang sangat subjektif
b.    Penalaran yang bersifat analitis dengan berdasarkan pada logika yang dikembangkan seiring dengan ilmu pengetahuan sehingga lebih objektif.
Logika
Logika manusia untuk mendapatkan sebuah kebenaran ilmiah dapat bersifat induktif atau deduktif. Logika yang salah berasal dari premis yang salah. Untuk membentuk logika yang benar maka kita harus mampu untuk memahami informasi yang kita terima.
Fungsi Rasa
Manusia memiliki fungsi utama yang berhubungan dengan stimulus dan respons, yaitu berupa fungsi penglihatan, fungsi pendengaran, fungsi penciuman, fungsi pengecap, dan fungsi peraba, fungsi-fungsi ini adalah fungsi utama yang diperlukan manusia secara uiversal dalam kehidupannya.
            Untuk mendapatkan nilai yang positif dari fungsi rasa maka manusia harus menysun kembali cara berfikir kita dalam hubungannya untuk mendapatkan stimulus dari luar, kemudian memberikan makna terhadap input stimulus dari sistem indra dan bersikap sewajarnya terhadap fenomena yang dirasakannya, mengolah rasa melalui sistem menyendiri dalam keramaian dan ramai dalam kesendirian dan melatih diri untuk dapat berempati terhadap perasaan orang lain.
            Fungsi rasa ini harus dilatih dengan melihat pada alam dan lingkungan sekitar sehingga ia menjadi lebih peka dan tajam.
Fungsi qalbu
Qalbu atau hati adalah komponen penyusun software manusia yang bersifat abstrak dan sangat subjektif, qalbu adalah sebuah sistem yang padat nilai atau terikat pada nilai-nilai.
1.    Urgensi kalbu dalam melihat kebenaran, qalbu memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi mana yang baik dan benar
2.    Urgensi kalbu dalam membentuk karakter baik dan buruk, seperti filosofi manusia humanisme tadi, manusia berkembang di masyarakat dan akan memiliki nilai yang baik atau buruk tergantung bagaimana masyarakat, sehingga dalam hal ini karakter manusia dapat terbentuk menjadi baik atau buruk tergantung bagaimana hatinya untuk melihat kebenaran
3.    Urgensi kalbu sebagai pelita kehidupan, kalbu telah dititipkan Tuhan kepada manusia sehingga manusia akan mempu untuk menjawab pertanyaan tentang mana yang baik dan buruk sehingga dapat menjadi cahaya bagi dirinya sendiri dan juga orang lain melalui hatinya
4.    Urgensi kalbu sebagai penerima dan sumber pengetahuan, kalbu yang akan membentengi manusia dari ilmu dan pengetahuan yang dikembangkan agar tetap berada di jalur yang sesuai dengan ajaran Tuhan yang baik dan benar.
5.    Urgensi kalbu sebagai sumber malapetaka apabila hati manusia sudah terintervensi dengan sesuatu yang negatif sehingga tidak mampu untuk mlihat cahaya kebenaran yang ada.
Hati atau kalbu adalah pertemuan dari kefanaan (ketidakkekalan) dengan kebaqa’an(sesuatu yang kekal), sehingga beberapa pendapat mengatakan bahwa hati adalah anugerah Tuhan yang bersih dan suci untuk dapat mengetahui adanya kebenaran yang termanifestasi dari kebenaran yang menjadi milik Tuhan yang dititipkan pada tubuh manusia yang fana. Variabel hati manusia adalah:
1.    Kecenderungan hati untuk berbuat kebaikan
2.    Kecenderungan hati untuk berbuat keburukan
3.    Kecenderungan hati untuk berbuat kebaikan dan juga keburukan
Faktor yang membentuk hati atau kalbu adalah:
1.    Faktor internal yang merupakan keturunan genetik dari leluhurnya
2.    Faktor eksternal yang mmerupakan dampak dari lingkungan yang mendukung manusia untuk menjadi baik atau buruk.
Kepekaan hati dapat dilatih dengan mengamati segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitar, melepaskan diri dari hal-hal yang berupa kebendaan, memunculkan cahaya rohani, menerima segala bentuk diri dengan penuh rasa syukur dan terbuka terhadap setiap masukan yang bersifat membangun.
ILMU BEBAS NILAI ATAU ILMU BERETIKA?
Hikmah dari surat Al-baqarah ayat 259 yaitu bahwa  (1) terdapat kehidupan setelah kematian yang tidak dapat dijangkau oleh akal manusia, (2) manusia bisa melampaui waktu dan ruang secara biologis dengan teknologi tertentu yang dapat digunakan, (3) waktu menjadi pembatas faktor biologi sehingga menjadi limit, dan (4) kehidupan itu sendiri menjadi nilai jika ditinjau dari pencipta dan tujuan penciptaan.

Insting sebagai alat pencari kebenaran fundamental yang digunakan oleh setiap makhluk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga tugas-tugasnya dapat berlangsung secara berkesinambungan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waiting for the next Kimi Ni Todoke's season

indonesian school uniform

Interaksi GXE (Genotipe x Lingkungan) sebagai konsep Stabilitas dalam Pemuliaan Tanaman