Postingan

Menampilkan postingan dari 2009

Terror Ep.3

Angin pagi hari merayu hati yang gundah dan terpisah dari kesatuan cinta. Mencari pengharapan dalam setiap langkah yang dijamahnya dengan keraguan yang mendekap erat. Handie melangkahkan kakinya limbung. Semalaman ia jadi memikirkan penulis syair - syair itu. Siapa pula yang mengirimkannya, apa jangan - jangan memang benar yang mengirimkannya dan yang menuliskan adalah Dea? Cewek manja itu? Batinnya. " Woe....ngapain bengong begitu?", tanya Rhysta lagi ketika mendapati sahabatnya 'manyun' begitu. " Heehhhss....!", dihelanya nafas panjang sambil meletakkan tasnya di meja. Lalu duduk. " Aku... dapat surat rahasia Ta! Surat cinta, maksudku puisi cinta...!". " Hah...dari siapa Han...?", Rhysta gagap. Handie menggeleng pelan. Lalu ia menunjuk matanya. Rhysta tertawa terbahak - bahak, mata Handie merah, tanda kurang tidur. " Salah sendiri nggak tidur semalam...

Terror Ep. 2

" Han, ngapain diemmm aja dari tadi?", tanya Rhysta, sahabat sekaligus tetangga Handie. Sejak sekelas di kelas XI mereka jadi makin akrab. "Ah, nggak kok, nggak apa - apa!", jawabnya sambil menyembunyikan raut wajahnya. " Terserah deh, tapi aku kan sahabatmu, jadi next time cerita ya! Abisnya udah tiga hari ini kamu tuh diem aja! Biasanya kan kamu bawel banget orangnya!", Rhysta masih berdakwah. " Iya...crewet banget ah!", Handie manyun lagi. Rhysta pergi membawa sebersit pertanyaan yang sama sekali nggak bisa dia jawab. Ada apa dengan sahabatnya ini ya? Buru - buru ia menuju locker nya untuk mengambil seragam cheers nya yang nge pink itu, dan buru - buru menuju aula untuk berlatih, karena minngu depan cheers SMA Lentera akan main di Provinsi. Lain yang nge cheers lain pula yang lagi latihan basket. Dea manyun lima cm, bisa dikuncirin kali ya tuh mulut? Kasihan pula yang jadi bolanya, dari tadi dipukulin, dilempar - lempar...

Terror!

Seseorang mendengus, ia tengah mengumpulkan keberaniannya untuk melakukan apa yang menurutnya harus ia lakukan. Ia tak mau terus memendam apa yang ia rasakan tanpa si objek tau bahwa ia telah menyeruak masuk di dalam pikiran si subjek. Tangannya yang dingin karena takut menggenggam sepucuk kertas bertuliskan Aishiteru dengan huruf Hiragana yang khas. Setelah mengumpulkan keberanian, akhirnya ia mampu memasukkan kertas itu tepat pada sasaran, yaitu tas hijau kehitaman milik Handie!Biar tas itu menjadi saksi bisu si pengirim teror. Dea buru - buru keluar dari kelas, selain karena itu bukan kelasnya,ia juga takut kepergok Handie. Setengah berlari, ia keluar dari kelas XI B SMA Lentera, tiba - tiba, bruagh! Tubuhnya terhuyung menabrak tubuh seseorang, tubuh itu tegap terbungkus seragam batik, ya tubuh Handie! "Hei...ngapain De lari - lari gitu? Abis liat setan ya?", tanyanya heran. "Oh...ini, aku lagi...anu...anu...lagi...nyari buku kimia!",jawabnya dusta. ...