Malam Minggu (Katanya) Itu Cuma Dongeng


Ngomong-ngomong, hari ini hari sabtu. Aku selalu suka hari sabtu. Soalnya besoknya libur. Dulu pas jamannya sekolah hari sabtu selalu ditunggu-tunggu. Dan suka banget sama seragam pramuka soalnya dipakenya pas hari jumat sabtu, yang artinya sebentar lagi weekend.

Walah, emang ada apa dengan weekend? Kehidupan pelajar kan sama saja. Belajar. Bahkan jamannya SMA dulu setiap sabtu malah kencan sama soal-soal di bimbel sampai malam. Tapi semua itu nggak kerasa karena banyak temennya. Sudah gitu sampai rumah masih saja lanjut ke soal-soal latihan ujian yang selanjutnya. Entah memang rajin atau terpaksa ya waktu itu?

Setelah kuliah malah weekendnya tambah. Sabtu sudah libur. Surga dunia banget ya? Padahal setelah sekian lama baru sadar. Bukannya surga dunia tapi cuma waktu yang disediakan untuk ngelembur tugas-tugas. Ha? Hebat. Rajin betul ya?

Wo, jadi intinya semua itu karena terpaksa ya? Kadang suka bertanya pada diri sendiri. Benarkah selama ini sudah ikhlas menjalani weekend panjang yang selalu berakhir sendirian bersama layar monitor dan kertas-kertas?

Tidak semua makhluk bernama pelajar itu sepertiku. Sebagian juga dari mereka jalan-jalan bersama teman, saudara atau pacar. Mungkin aku termasuk makhluk langka karena kata temanku aku paling jarang bisa diajak keluar untuk jalan-jalan. Kebanyakan mereka akan melongo heran kalau aku minta mereka menemaniku jalan-jalan. Dan pasti bakalan nanya, "kamu nggak papa kan? halah paling ngajak jalan endingnya juga gak jadi...", begitu kata mereka.

Sepertinya aku sudah dapat label "manusia paling rajin dan rumahan". soalnya setiap ada waktu pasti kugunakan untuk ngerjakan tugas. Pernah juga pas tante ku telpon dan menanyakan aku sedang apa, aku dengan santai menjawab, "ngerjakan tugas". Saking seringnya ditelpon dan selalu sedang ngerjakan tugas, label "anak rajin" itu tidak mau lepas dariku.

Tapi benarkah aku rajin? Benarkah aku melakukan ini karena aku suka atau hanya karena "ini adalah tugasku dan memang harus selesai?". Aha, aku tau memang tidak ada orang yang suka mendapat tugas. Tapi setidaknya aku ingin bertanya pada diriku sendiri. Sudahkan aku ikhlas?

Sampai sejauh ini aku baik-baik saja. Meskipun kadang suka terheran-heran ketika ada pelajar seusiaku yang masih punya cukup waktu untuk nongkrong-nongkrong bareng teman-temannya, atau jalan-jalan barenga pacarnya. Heran saja. Apa mereka sudah kelebihan stok waktu ya? Kalo gitu kasihkan saja ke aku, lumayan kan sekalian amal haha...

Tapi sekarang di umurku yang sudah tidak remaja aku jadi bertanya-tanya. Selama ini aku hanya mengenal layar monitor dan kertas-kertas saja. Apa aku sudah mengenal dunia? Dan masyarakat yang mungkin sudah lama ku tinggalkan karena kesibukanku sendiri?

Kadang aku merenungi malam. Ketika banyak anak muda membuat janji dengan teman-teman seusianya. Sekedar jalan-jalan menikmati malam. Kadang aku ingin tau suasana seperti apa yang mereka cari? Udara seperti apa yang sudah membuat mereka selalu ketagihan untuk pergi? Karena aku tidak pernah tau bagaimana bau udara malam. Atau bahkan terik matahari ketika ia sedang meradang bersama siang?

Perlahan aku membiarkan diriku hanyut bersama imajinasiku. Mungkin egoku selama ini telah mengalahkan dunia yang berbeda yang tidak pernah ku jamah.

Kadang aku menerka-nerka dunia yang teman-temanku arungi. Dunia yang santai dan bebas. Aku ingin tau apakah aku juga dapat bertahan ketika aku tidak menjadi aku yang biasanya? Aku selalu penasaran apakah dengan berkumpul bersama dengan teman-teman atau sekedar jalan-jalan bisa membuatku sama ketagihannya dengan mereka?

Benarkah aku memang sebuah pribadi yang memang tidak menyukai hal-hal sederhana seperti itu? Hal-hal yang selama ini ku sebut sebagai hal picisan, tidak berguna dan hura-hura. Ataukah aku mengatakan begitu karena aku tidak kenal dengan esensinya?

Ku fikir otakku perlu di refresh ulang. Sebab sampai sejauh ini, aku tidak mampu mengetik satu kelimatpun di lembar tugasku. Perasaanku terbang kemana-mana. Ke dunia antah-berantah. Memikirkan siapa yang mungkin sekarang bisa ku hubungi dan membawaku pergi dari ruang sepi dan sempit ini.

Jauh dalam naluriku yang mencintai malam yang sejuk. Aku masih memikirkan tentang malam ini. Dan tempat mana yang bisa ku kunjungi. Yang entah bersama siapa. Semua sibuk disini. Sibuk dengan pikiran dan deadlinenya masing-masing.

Ketika liburan begini. Ketika banyak pesan masuk di HP menanyakan bagaimana liburanku dari teman-temanku yang ku jawab dengan datar, "tidak ada kegiatan apa-apa". Aku terkadang iri dengan teman-temanku yang entah dengan rasa beban atau tidak tapi mereka terlihat sedang bahagia menghabiskan waktu bersama keluarga dan sahabat yang lama tak ditemui.

Akan ku apakan ya liburanku? Aku masih bergelut dengan diriku sendiri. Dengan batas waktu yang ku miliki untuk duniaku yang lainnya yang menuntutku untuk tetap duduk manis di depan layar monitor atau aku harus menuruti naluriku sebagai kaum muda dan pergi menerobos malam yang entah dengan siapa?

Aku cuma ingin tau, apakah aku memang seperti aku. Atau aku yang lain yang tidak pernah ku ijinkan untuk menyentuh aku yang sekarang?

Komentar

  1. youth is all about wavering and seems like I am so old already, ahaha :p

    btw, ehem... karena satu dan lain hal, saya juga jarang jalan-jalan kok, lebih suka di rumah surfing di internet atau ngegame, ahahaha :p
    jelas lah ada orang-orang yang nganggap anak rumahan dsb, but whatever, amarga wong urip kuwi sawang sinawang, dan uler di taman orang selalu lebih hijau di di taman kita (oh maksudku rumput ding..)

    memang, dengan banyak interaksi sama orang lain, kita bisa belajar banyak hal, terutama belajar untuk melihat dari sudut pandang orang lain sebelum kita membuat judgement alias vonis-memvonis.
    dengan banyak ketemu orang, kita akan mulai mikir "seandainya aku jadi dia, apa aku jg bakal melakukan hal yg sama?", bukan sekedar "kenapa dia kok gitu sih?"

    cuma dengan ketemu banyak orang dan mencoba berdiri di posisinya kita bisa belajar arti saling memahami.

    tapi tetep, kita adalah kita, hidup kita ya tanggung jawab kita.
    jadi biarlah orang lain dengan hidupnya masing-masing.
    let us happy with our lives :)

    BalasHapus
  2. iya sih.. tapi ya itu tadi... kadang penasaran aja... penasaran apa yg mereka cari :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waiting for the next Kimi Ni Todoke's season

indonesian school uniform

Interaksi GXE (Genotipe x Lingkungan) sebagai konsep Stabilitas dalam Pemuliaan Tanaman