refleksi


ada yang menatapku tajam, tepat pada mataku. 
tatapannya nanar seperti ingin menghujamku tepat di jantungku. ketika aku menatapnya geram ia balas menatapku tak kalah geramnya, aku tak pernah merasa lebih takut dari ini. kau tau siapa dia? bayangku sendiri.

Aku adalah orang yang lain yang tidak ku kenal. Entah siapa!
pernahkah kau kecewa padaku?
pada jiwaku yang dangkal?
juga pada tubuhku yang rapuh?

Tuhan memang telah memberikan anugerah dalam setiap keterbatasan
tapi aku ragu apakah aku cukup berani?
aku bukan sedang mengingkari nikmat. bukan.
nikmat mana yang bisa ku dustakan?

aku hanya sedang takut
aku tau keragu-raguan adalah sebuah kesalahan
tapi ia ada padaku, mewabah pada diriku
aku tidak menemukan satupun obatnya
sejujurnya aku tak peduli, apapun yang ada padaku aku tidak peduli
tapi aku menjadi peduli dengan adanya dirimu

aku terlalu ingin membuatmu merasakan sayangku,
aku terlalu berambisi untuk membuatmu mengerti apa yang ku rasakan
tapi aku tidak tau bagaimana caranya
aku limbung
aku haus
pada tanah lapang tanpa air aku mencarimu

pada jalanku aku ragu
pada jiwaku aku curiga
pada tubuhku aku tak percaya
lalu pada siapa aku bisa percaya?

Aku sudah berjalan sejauh ini mencarimu, andai kau tau?
aku sudah sejauh ini, nanar mencari sebenarnya siapa aku?
apa yang aku ingin lakukan dalam hidupku?

Tidak ada!
aku tidak tau.
bagaimana mungkin aku ingin mencapai sesuatu, tapi aku tidak tau
itu hanya kau tujuanku.
karena aku ingin kau berfikir bahwa aku adalah anugerah untukmu
apa aku anugerah untukmu?

jangan terlalu sayang padaku,
sayangmu membuatku takut tidak bisa mengembalikan apapun padamu
aku kini penuh dengan tanya.
bisakah suatu ketika nanti ku akan mampu?
walau sekedar mengusap lelahmu setelah lama menungguku pulang?

tapi aku pasti pulang padamu,
karena kau adalah rumah untukku.
tapi dengan apa aku akan pulang?
apa yang akan ku bawa pulang padamu nanti?
sebab aku tak ingin pulang tanpa membawa apapun padamu

kau tau?
aku sudah rindu sekali.
aku sudah terlalu lama pergi, jauh. bahkan meninggalkan diriku sendiri
aku mencari aku yang ku maksud
tapi aku tetap tak tau siapa aku yang ku maksud...

apakah aku-mu adalah aku yang ada dalam diriku?
bagaimana caranya aku bisa menjadi aku yang kau mau?

aku sedang berjuang,
tapi aku tak tau musuh yang mana yang akan ku serang
lawan yang mana yang harus aku lumpuhkan dalam perang?
mungkinkah musuh itu adalah diriku sendiri?

Aku tau aku telah mengecewakanmu,
sementara mungkin kau melihat di luar sana banyak yang bisa membuat yang dicintainya tersenyum, kau mungkin akan bertanya kenapa aku sebaliknya?
aku? kenapa aku membuat sesuatu yang jauh dari apa yang ku tuju?

jiwaku lelah. 
jiwaku adalah jiwa pesakitan yang merindu obat penenang
kau sudah menjadi candu untukku
mungkin bahkan dengan mencandu-mu aku akan mati suatu saat nanti
karena candu yang tidak akan pernah bisa hilang darimu

tapi kini, seperti seorang pecandu
aku mencarimu,
adakah seberkas lelah yang mampu kau tangkap dariku?
adakah sisa-sisa ketakutan pada diriku yang mampu kau indra?

aku adalah api.
mungkin kau takut pada api yang memerah
tapi aku hanya api,
jika kau membawa bejana air yang dingin,
guyurkan padaku, maka aku akan reda

aku adalah hujan,
tapi jangan mengutukku, meski aku sedang membadai sekarang
lihatlah aku dari kejauhan jika kau takut pada badai-ku
tapi kalau kau setia menungguku, maka suatu ketika aku pasti mereda.

bisakah kau menungguku?
sampai kapan kau mampu menungguku?
aku adalah kuncup bunga yang belum saatnya mekar sekarang
tapi suatu saat ia pasti akan mekar

hanya saja aku membutuhkanmu, 
membutuhkanmu hadir disini, 
jangan takut padaku,
jangan tunjukkan kegelisahanmu
sebab itu akan membunuh keberanianku

kau tau?
hanya dengan mendengar suaramu yang ceria aku bisa kalahkan dunia
aku hanya ingin membunuh satu jiwa saja
jiwaku! yang penuh dengan ragu.

bisakah?
kau mempercayakan semua padaku?
jika ku tanya padamu,
bagaimana agar kau mampu mengerti maksudku?

aku telah kehabisan kata,
kata-kata tak mampu mewakili apapun dari diriku.
pernahkah kau merasakan sesuatu tapi tak bisa kau katakan?

jika pernah,
maka kau akan tau.
seperti itulah yang kurasakan setiap ada di depanmu

Semoga Tuhan memberimu kekuatan untuk bersabar,
menghadapi aku. api yang membakar pertahananmu
menghadapi aku. gelombang dahsyat yang menenggelamkanmu
menghadapi aku. yang masih mencari

cara untuk membuktikan seberapa tak terkiranya cintaku



Komentar

  1. aku punya satu saran, ultimately powerful.

    dalam semua aspek kehidupan pasti orang pernah menyerah dan pernah ragu.
    nah, yang penting sebenarnya bukan menyerahnya atau ragu-ragunya.
    yang penting adalah apa yang akan dilakukan setelah itu.

    jika yang diputuskan adalah menyerah, maka menyerahlah sepenuh hati, jangan ragu-ragu, jangan menoleh ke belakang dan jangan menyesali apa-apa.

    jika yang diputuskan adalah tidak menyerah, maka perjuangkan tanpa ragu-ragu, jangan berhenti, dan jangan menyesal karena tidak berhenti.

    begitu :p

    saran saya sih...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waiting for the next Kimi Ni Todoke's season

indonesian school uniform

3D Home Design: Home Sweet Home