sebuah pengakuan

Kau telah memberiku kenang2an
Berupa perasaan yg pernah kau lambungkan juga pernah kau jatuhkan.

Kau telah menghadiahiku cinderamata
Berupa pagi yg pernah kau buat makin cerah dan malam yg kau buat makin gulita

Terakhir kau telah memberikanku kado berharga, sebuah pemikiran yg kau buat dlm diriku agar mampu merasakan kebenaran yg mungkin pernah kudustakan.

Hanya dgmu pernah ku dapatkan tawa dan tangis, suka dan duka.

Akhirnya aku memahami, mengapa kita berada disini... Adalah sebuah keberuntungan aku menemukanmu.

Pada jalan terjal yang mungkin harusnya aku sendiri... hanya akan sendiri apabila kemudian aku tidak memutuskan untuk menjadi bagian dari kalian.

Saat aku diminta untuk mengungkapkan perasaanku melalui kata-kata, akupun kelu. Mana mungkin sebuah kenangan yang teramat manis itu bisa aku katakan? Kata-kata itu tentu takkan pernah cukup untuk menggambarkan bagaimana perasaanku saat ini.

Apakah berlebihan? Aku rasa iya. Aku memang sedang berlebihan menanggapi ini semua, tapi sungguh, rasa itu sungguh ada.

Aku tidak menemukannya di tempat yang lain, tidak disana, tidak juga disana. Kau yang mengajariku untuk bisa percaya pada sesama, bahwa akan selalu ada orang-orang sepertimu, yang walau aku tak melihatnya, tapi aku tau, kau selalu menyimpan senyum mengembang, atas segala indah yang mungkin kaupun tak bisa mengungkapkannya.

Benar, jika aku mengharapkan waktu itu berputar kembali, adalah omong kosong.... padahal ini kan bukan cerita dongeng? Waktu yang telah berlalu, seindah apapun itu tetap tak bisa diulang. tapi apabila aku masih punya kesempatan aku ingin mengulanginya lagi bersama denganmu. Boleh?

Aku masih belum ingin berpisah... bisakah kita tetap seperti ini? Walau tanpa ikatan, walau waktu yang memisahkan. Ada sesak, yang sejujurnya menghanyutkanku.... Pada sebuah arti keluarga.

Adakah rasa yang mengganjal dihatimu padaku? Dan ku, walau rindu itu pasti akan tercipta, dan mungkin kau dengan kesibukanmu, dan ku dengan kesibukanku.... akankah saling terlupakan dan melupakan?

Dimana aku harusnya meletakkan kenangan? Di otakku? Ah, ini terlalu penuh dengan teori... atau di hatiku? tidak juga, sebab ini terlalu penuh dengan sebuah rasa saja. Lalu dimana kusimpan rasa sayangku padamu? Bolehkah, jika kutitipkan sayangku padamu, hingga suatu saat nanti jika aku terlupa karena suatu hal, kau bisa mengingatkan aku betapa sayangnya aku padamu...

Aku tidak tau, apa pendapatmu tentang kita ini.... satu hal yang kau boleh tau... ya, aku menulis ini, sebab aku merasa tak banyak yang bisa aku sampaikan saat aku bertemu denganmu...

Sepertimu, aku hanya manusia biasa, hati ini hanya titipan dariNya, hanya saja aku tdk tau cara menjaganya dg benar. Suatu ketika, ketika aku tak lagi bisa menjaganya dg benar, akankah kau akan jengah? Mampukan kau utk tetap bersabar kepadaku? 

Mungkinkah, kesabaranmu akan tetap terjaga utkku sampai ketika aku akan mampu menjaganya sendiri dg baik? Ada banyak hal yg aku takut di dunia ini, salah satunya adl aku takut kehilangan kepercayaanmu. Maafkan aku..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waiting for the next Kimi Ni Todoke's season

indonesian school uniform

Interaksi GXE (Genotipe x Lingkungan) sebagai konsep Stabilitas dalam Pemuliaan Tanaman