untitled



Seperti hujan yang tidak pernah berhenti meneteskan rinainya
Begitu juga sebuah pengharapan yg tdk pernah pupus semenjak kini
Rinainya membiru hingga tidak pula jelas aku membedakannya
Antara rintik hujan yang membasah pada danau dengan warna yg tersemat dari awal
Apa bedanya antara warna yang sedari tadi muncul dengan yg dimunculkan?
Seumpama matahari yang terbit dan terbenam, pernah ada pergi dan datang lagi
Seperti itu pula, harap yang timbul tenggelam, hidup dan mati dan hidup kembali
Sementara berbagai macam rinai yg berbeda bentuknya terus menghujam
Namun aku tak bisa membedakannya, adakah rinai itu akan menenggelakan matahari ini?
Sebenarnya rinai dan matahari itu berbeda, namun sama. Sama ketika ia menyelimutiku.
Ketika kau seperti rinai, terkadang membawa sejuk, kadang juga suntuk
Suatu ketika seperti matahari, kadang memberi kehangatan, kadang membakar perasaan
Apa bedanya sebuah rasa, entah yg tumbuh dg kecintaan atau kebencian?
Semuanya terasa abu-abu, tidak pernah ada titik pasti seperti satu titik
Yg selalu bisa kau tarik dari pusat terbenamnya matahari di tepi laut
Seperti itulah, aku tdk pernah tau apa perasaan yg lama bermuara disini,
Paling tidak satu hal yg aku tau, jika aku tdk pernah membencinya meski entah mungkinkah ini cinta?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waiting for the next Kimi Ni Todoke's season

indonesian school uniform

Interaksi GXE (Genotipe x Lingkungan) sebagai konsep Stabilitas dalam Pemuliaan Tanaman