MERAMAL TANPA PARANORMAL :P



PERAMALAN EPIDEMI PENYAKIT TANAMAN
1. 1. Prakiraan penyakit
Jika datangnya epidemi dapat diprakirakan (diramal, diprediksi) dengan jangka waktu yang cukup untuk melakukan usaha pencegahan, kerugian-kerugian besar akan dapat dihindarkan. Sebelum memulai menyusun sistem prakiraan, terlebih dahulu faktor-faktor yang membantu perkembangan penyakit perlu diketahui.
Selain pengamatan faktor-faktor cuaca, seperti kelembaban udara, penyinaran matahari, sering diperlukan pengamatan biologis, seperti kerapatan spora patogen di udara, populasi vektor serangga dan lain-lain. Prakiraan penyakit tanaman memungkinkan untuk memprediksi peluang terjadinya peledakan (out-break) atau peningkatan intensitas penyakit dan kemudian bagi kita untuk menentukan apa, kapan dan dimana tindakan pengendalian akan dilakukan.
Untuk menyusun cara prakiraan perlu diketahui stadium mana dari daur penyakit yang memegang peranan penting bagi penyakit selanjutnya dan keadaan luar yang bagaimana yang sangat mempengaruhi stadium ini. Dalam memprakirakan penyakit tanaman yang sedang berkembang, mereka harus mengerti beberapa sifat patogen tertentu. Inang dan lingkungannya.
Untuk penyakit polisiklik, seperti late blight pada kentang yang mempunyai inokulum awal kecil tetapi memiliki banyak daur penyakit, perkembangan penyakit dapat diduga secara baik dengan menaksir laju daur penyakit. Untuk penyakit yang jumlah inokulum awal dan daur penyakit yang banyak, seperti : penyakit menguning pada bit (beet yellowing), keduanya (inokulum awal dan laju daur penyakit) harus ditaksir untuk ketepatan prediksi epidemi penyakit tersebut.
Di muka sudah diuraikan pada konsep segitiga penyakit bahwa perkembangan penyakit ditentukan oleh faktor patogen, tumbuhan inang dan faktor lingkungan, khususnya cuaca. Di samping itu dalam epidemiologi faktor waktu memegang peran penting dalam prakiraan.
Agar dapat disusun cara prakiraan yang bermanfaat, beberapa syarat berikut ini diperlukan, yaitu :
1. Pertanaman merupakan tanaman penting, misalnya : tanaman pangan, tanaman perkebunan, yang mempunyai nilai tinggi
2. Penyakit dapat menimbulkan kerugian besar, tetapi hanya pada keadaankeadaan tertentu saja. Kalau pengendalian dilakukan terus menerus akan memerlukan biaya tinggi tetapi jika tidak dilakukan dapat berbahaya terjadi epidemi.
3. Perlu terdapat cukup keterangan, baik hasil pengamatan maupun penelitian, mengenai pengaruh berbagai faktor lingkungan terhadap perkembangan penyakit
4. Para penanam (petani) cukup siap dan mengerti prakiraan epidemi penyakit.
5. Untuk penyakit yang bersangkutan telah tersedia cara pengendalian yang tepat.
6. Terdapat jarak (tenggang) waktu yang cukup antara diumumkannya hasil prakiraan dengan timbulnya epidemi penyakit.
Umumnya suatu hal yang bermanfaat untuk mendapatkan informasi yang sebanyak-banyaknya, yaitu : tersedia informasi tentang penyakit sebelum berusaha menduga perkembangannya, akan tetapi pada banyak kasus, hanya satu atau dua faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan penyakit, sehingga pengetahuan yang banyak tentang faktor-faktor tersebut telah cukup untuk merumuskan prakiraan penyakit tanaman menggunakan kriteria jumlah inokulum awal.
Di Amerika serikat telah lama banyak penyakit yang dapat diramalkan epideminya, bahkan beberapa diantaranya dengan tenggang waktu yang cukup lama, sehingga petani dapat mengubah jenis tanaman yang ditanam pada musim itu. Cara-cara peramalan ini ada yang didasarkan atas pengamatan cuaca, populasi inokulum, dan populasi serangga vektor.
2. 2. Monitoring faktor cuaca yang mempengaruhi perkembangan penyakit
Kesulitan tersebut muncul dari kebutuhan untuk memonitoring secara terus menerus beberapa faktor yang berbeda (suhu, kelembaban, kebasahan daun, hujan, angin, dan kabut) pada tempat-tempat yang berbeda dalam kanopi tumbuhan pada satu lahan atau lebih.
Pengamatan perkecambahan spora dibedakan menjadi 3 tingkatan, yaitu : tingkat I buluh kecambah pendek berisi protoplasma, tingkat II buluh kecambah panjang ( lebih dari 2 kali panjang spora) dan transparan, tingkat III kecambah membentuk apresorium. Tanda bahaya diberikan jika ditemukan kecambah sebanyak 45% yang terdiri dari 25% tingkat I, 15% tingkat II dan 5% tingkat III.
Rumus peramalan menggunakan batas kritis kelembaban 83% selama satu generasi cacar. (Kr=kelembaban relatif dari rata-rata kelembaban seluruh hari).
1. Apabila Kr selama 10 – 14 hari (satu generasi cacar) berada di atas 83% akan timbul epidemi sedang dan akan berhenti jika Kr selama 3 – 5 hari berkurang dari 83%.
2. Apabila Kr selama 20 – 24 hari (dua generasi cacar) berada di atas 83% dan diantaranya ada yang lebih tinggi dari 88%, maka akan timbul epidemi yang berat selama 2 – 3 hari dan akan melemah jika Kr berikutnya kurang dari 83%.
3. Pemberitahuan dilakukan 4 hari sebelum datang epidemi dan jika selama 3 hari berikutnya Kr kurang dari 83%, pencegahan dapat dihentikan.
3. Sistem peringatan dini ke petani
Pada sebagian besar kasus, sistem peringatan dini dimulai dari petani, penyuluh pertanian atau konsultan khusus yang mensurvei lahan tertentu secara rutin atau apabila kondisi cuaca menguntungkan pematangan inokulum primer atau munculnya penyakit tertentu. Selanjutnya penyuluh wilayah memberitahu kepada ahli penyakit tumbuhan negara bagian, yang akan menyusun laporan tentang penyakit tersebut dari seluruh pelasok negara bagian dan memberi tahu semua agen (petugas) yang berkompeten. Mereka selanjutnya dengan telephon, radio atau surat memberitahukan kepada semua petani di wilayah tersebut.
4. Menaksir kehilangan hasil
Yang sering menjadi bahan pertimbangan dalam pelaksanaan pengindahan peringatan pada peramalan penyakit yaitu : seberapa besar kerugian hasil jika peringatan tersebut tidak diindahkan ?. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan tentang hubungan beratnya penyakit terhadap besarnya kehilangan hasil dalam bentuk tabel atau dalam bentuk model matematik.
Hubungan berat penyakit terhadap kehilangan hasil dalam model matematik lebih banyak berkembang karena dapat diprediksi melalui hitungan-hitungan matematis dan dapat dibandingkan secara statistik, sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan gambaran berat penyakit ke dalam gambaran besarnya kehilangan hasil.
Sumber :
Bambang Purnomo, MMVII. Epidemiologi Penyakit Tanaman Peramalan Penyakit

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waiting for the next Kimi Ni Todoke's season

indonesian school uniform

3D Home Design: Home Sweet Home