The Genetic Review
Genetika! Mari berbicara mengenai genetika. Saat saya masih semester 1, saya sangat tertarik dengan mata kuliah ini. sangat menyenangkan dan mengesankan! Sehingga saya bermaksud untuk (sedikit) berbagi dengan teman-teman sekalian...
Bab 1 Materi Genetik, Pembelahan Meiosis dan Pembelahan Mitosis
Materi Genetik
Seperti yang kita ketahui bahwa sel memiliki 2 bagian penting, yaitu sitoplasma dan nukleus. Di ddalam nukleus inilah terdapat benang-benang kromatin. Kromatin-kromatin tersebut membentuk kromosom yang tampak jelas saat proses pembelahan. Kromosom terdiri dari protein dan DNA, DNA inilah yang dapat membawa atu mewariskan sifat dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Asam nukleat ada dua macam, yaitu RNA dan DNA.
a. RNA terdiri atas gula ribosa, gugus pospat, dan basa organik Purin ( Guanin dan Adenin ) dan Pirimidin ( Cytosin dan Thimin ).
b. DNA terdiri atas gula dioxyribosa, gugus pospat, dan basa organik purin ( Guanin dan Urasil ) dan Pirimidin ( Cytosin dan Thimin ).
Pembelahan Meiosis
Pembelahan Meiosis adalah pembelahan yang terjadi pada alat reproduksi dan menghasilkan sel gamet yang jumlah kromosomnya adalah setengah dari jumlah kromosom induk sel, pembelahab terjadi dua kali. Pada tumbuhan pembelahan seperti ini terjadi pada putik dan benang sari sehingga menghasilkan serbuk sari atau polen dan ovum.
Prosesnya adalah berikut ini :
INTERFASE :
- Liptoten (pembentukan kromatin menjadi kromosom)
- Zigoten (pembentukan kromosom homolog)
- Pakiten (kromosom melakukan penggandaan)
- Diploten (kromosom homolog menebal, merapat dan bergandengan)
- Diakinesis (Proses crossing over)
PROFASE 1
Kromosom homolog membentuk pasangan dinamakan bivalen. Proses berpasangan ini disebut dengan sinapsis. Tiap bivalen membelah dan memanjang sehingga terbentuk 4 kromatid yang disebut dengan tetrad. Pada proses sinapsis ini dapat terjadi pindah silang atau crossing over merupakan penukaran segmen kromatid-kromatid dalam suatu tetrad.
METAFASE 1
Bivalen berkumpul di tengah sel secara acak atau random
ANAFASE 1
Sentromer belum memisah. Kromosom memisahkan diri dan bergerak menuju kutub yang berlawanan masing-masing terdiri dari 2 kromatid. Saat ini kromosom sudah berubah dari keadaan diploid (2n) menjadi haploid (n).
TELOFASE 1
Sitoplasma sel mulai berpisah atau membelah
PROFASE 2
Serabut gelondong terbentuk lagi
METAFASE 2
Sentromer-sentromer menempatkan diri di tengah sel
ANAFASE 2
Sentromer dari tiap kromosom membelah, kromatid-kromatid memisah diri dan bergerak ke kutub yang berlawanan dan merupakan kromosom
TELOFASE 2
Berlangsung sitokinesis dan dinding inti mulai terbentuk lagi.
Pembelahan Mitosis
Pada pronsipnya, proses terjadinya hampir sama dengan pada pembelahan meiosis, hanya saja pembelahan hanya terjadi satu kali, anakan dari pembelahan adalah 2n, dan terjadinya adalah pada sel-sel somatik atau sel tubuh juga pada zigot yang mengalami pertumbuhan.
Adapun prosesnya adalah sebagai berikut :
a. Interfase (Lihat pada Meiosis)
b. Profase : Kromatin memendek dan menebal sehingga terbentuklah kromosom. kromosom membelah dan memanjang membentuk kromatid, sedangkan dinding inti mulai menghilang.
c. Metafase : Kromosom berkumpul di tengah sel
d. Anaafase : Sentromer membelah dan kedua kromatid membelah diri dan memisah ke arah kutub yang berbeda
e. Telofase : Serabut gelondong inti lenyap dan dinding inti terbentuk lagi. Pada sel baru yang terbentuk terdapat stel kromosom yang identik.
Bab 2 Pola Pewarisan Sifat
Karakter dari tetua diwarisakan kepada anakan. Pola yang terjadi adalah sifat yang dominan munkin akan menutupi sifat yang resesif, sehingga sifat resesif dapat tidak muncul. Pewarisan karakter ditemukan pertamakali oleh Goerge Mendel dengan melakukan penyilangan pada tanaman ercis (Pisum sativum sp). Ada tujuh karakter yang diamati adalah tinggi tanaman, bentuk biji, warna biji, warna bunga, letak bunga, warna polong dan bentuk polong.
Dari percobaannya, Mendel menemukan dua hukum yaitu :
Hukum Mendel 1 : Penyilangan satu atau lebih sifat beda akan terjadi segeregasi atau pemisaahan dari pasangan gen sehingga akan memunculkan beberapa kemungkinan variasi gen yang dibawa oleh gamet yang berbeda tetapi memiliki satu alel. Dasar segregasi adalah bahwa gen yang mengalami segregasi menempati lokus yang sama atau homolognya.
Misalnya : RrKk menghasilkan gamet --> RK, Rk, rK, rk
Hukum Mendel 2 : Pengelompokan gen pada saat terjadi penyilangan dengan sifat-sifat yang beda. Saat pembentukan gamet terjadi kombinasi bebas antara pasangan alel yang berbeda.
Misalnya :
AB x AB -> AABB, AB x Ab -> AABb, AB x aB -> AaBB, AB x ab -> AaBb.
Bab 3 Interaksi Gen
Interaksi gen adalah hubungan timbalbalik anatar gen. Lebih lengkapnya interaksi sel adalah keadaaan saling mempengaruhi dari beberapa gen sehingga terjadi variasi fenotip yang menyimpang dari teori Mendel.
Ada dua Interaksi Gen, yaitu ;
Interaksi Interalellik --> Interaksi antar alel antar lokus yang berbeda
Interaksi Intraalellek --> Interaksi pada alel pada lokus yang sama
Terdapat enam tipe rasio epistasis :
a. Epistasis Dominan (12:3:1)
b. Epistasis Resesif (9:3:4)
c. Epistasis Dominan Resesif (13:3)
d. Epistasis Dominan Ganda (15:1)
e. Epistasis Resesif Ganda (9:7)
f. Gen Ganda dengan efek kumulatif (9:6:1)
Bab 4 Tautan, Pindah Silang dan Pemetaan Kromosom
Tautan
Berangkai, Linkage, atau tautan yaitu gen bukan alel terdapat pada satu kromosom yang sama.
a. Gen tidak terangkai :
- Perkawinan dihibrid (AaBb x AaBb) -> 9:3:3:1
- Testcross dihibrid (AaBb x aabb) -> 1:1:1:1
b. Gen terangkai sempurna :
- dihibrid terangkai sis atau couplin phase (AB/ab x AB/ab) ->3:0:0:1
- dihibrid terangkai tran atau repultion phase ( Ab/aB x Ab/ aB) -> 2:1:1:0
c. Gen terangkai tidak sempurna :
- dihibrid testcross terangkai sis (AB/ab x AB/ab) -> n:1:1:n
- dihibrid testcross terangkai tran (Ab/aB x Ab/aB) -> 1:n:n:1
Pindah Silang
a. Pindah Silang Tunggal terjadi pada satu tempat. Terbentuk 4 gen, 2 tipe parental dan 2 tipe rekombinan . Tipe parental terbentuk lebih banyak dibandingkan dengan tipe rekombinan.
b. Pindah Silang Ganda terjadi pada dua tempat. Terjadi pada dua en yang berangkai maka terjadi pindah ssilang ganda yang akan nampak dalam fenotip. gen yang terbentuk dapat tipe perental, rekombinan atau keduanya.
Faktor yang mempengaruhi adalah :
1. Temperatur
2. Umur, makin tua makin rendah
3. Zat kimia
4. Penyinaran dengan sinar X
5. jarak anatr gen terangkai, makin besar jarak makin besar kemungkinan pindahsilang
6. Jenis kelamin
Peta Kromosom
PK adalah gambar skema sebuah kromosom yang digambarkan sebagai garis lurus yang terdapat lokus setiap gen yang terdapat dalam kromosom itu.
Bab 5 Peluang dan Uji Chi Square
Peluang
Dalam ilmu genetika peluang digunakan untuk menjelaskan tentang pemisahan gen-gen ke dalam gamet-gamet, berkumpulnya kembali gen-gen di dalam zigot sehingga dapat terjadi berbagai kombinasi genetis untuk menetikan peluang yang terjadi pada keturunannya.
Chi Square
Mengkaji hasil persilangan lapang dengan teori hukum mendel.
X^2 = (f0-fh)^2/fh
Keterangan :
- X^2 -> Chi kuadrat
- F0 ->frekuensi lapang
- Fh -> frekuensi harapan (mendel)
Hasil dapat di cocokan dengan tabel chi pada bidang horozontal, jika hasil >=0,05 maka sesuai HM, jika hasil <0,05 maka tidak sesuai HM. Pada bidang vertikal terdapat db atau derajat bebas yang menyatakan jumlah kelas fenotip -1.
Bab 6 Genetika Kelamin dan Pewrisan Sitoplasmik
Mekanisme pembentukan kelamin ditentukan oleh faktor genetik, karena bahan genetik terdapat di dalam kromosom, maka perbedaan jenis kelamin terletak dalam komposisi kromosom.
Tanaman menurut letak jenis kelamin :
- Monoecious -> Dalam satu tanaman terdapat bunga jantan dan betina tapi berbeda bunga, misalkan jagung (Zea mays)
- Dioecious -> Bunga jantan dan betina terdapat pada tanaman yang berbeda, maka dalam satu tanaman hanya ada satu jenis kelamin, yaitu jantan saja atau betina saja, misalkan salak (Zalacca educalis)
- Hermaprodite -> Dalam satu tanaman ada kelamin jantan dan betina yanag terletak dalam satu bunga.
Pewarisan Sitoplasmik
1. Hasil perkawinan resiprok melanggar hukum mendel, yaitu betina mendominasi karena betina menyumbangkan sitoplasma sehingga lebih besar kemungkinan pendominasian sedangkan jantan hanya memberikan intinya saja. Perkawinan betina A x jantan B tidak sama dengan betina B x jantan A.
2. Sel kelamin betina membawa organel sitoplasmik dan sitoplasma lebih besar dibandingkan jantan. Jika materi sitoplasmik berhubungan dengan pewarisan sifat maka pewarisan tersebut adalah pewarisan sitiplasmik.
3. Gen kromosonal menempati loki tertentu dengan jarak yang tertentu sehingga dapat membentuk kelompok berangkai (tidak dapat dipetakan)
4. Tidak ada kecocokan atau kesesuaian dengan teori dan hukum mendel, sehingga dapat dikatakan bahwa materi gentik bukan berasal dari kromosom tetapi dari sitoplasma.
5. Substitusi nukleus dapat menjelaskan pengaruh relatif nukleus dan sitoplasma. Jika pewarisan suatu sifat berlangsung tanpa pewarisan gen kromosom maka pewarisan berasal dari materi sitoplasmik.
Bab 7 Genetika Populasi
Frequensi adalah perbandingan antara banyaknya individu dalam suatu kelas dengan jumlah seluruh individu .
Frequensi gen adalah frequensi alel.
Frequensi genotip adalah frquensi dari pasangan alel.
Biasanya, simbol2 adalah sebagai berikut ;
p -> Freq. gen dominan,
q -> freq. gen resesif
A -> gen dominan
a -> gen resesif.
Adanya kawin acak menyebabkan genotipa terbentuk pada populasi tergantung freq. tetua. Bila tanaman memiliki gen A dan a maka hasilnya biasanya adalah, AA, Aa dan aa. maka frequensi genotipa dapat dihitunga dengan rumus : p^2+ 2pq+q^2=1. Rumus ini ditemukan oleh Hardy-Weinberg yang disebut dengan hukum kesetimbangan.
Syarat penggunaan hukum Hardy-Weiberg adalah :
1. Persilangan acak, fenotip individu tidak mempengaruhi pilihan pasangannya,
2. Tidak ada seleksi, semua gamet memiiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh, mempunyai viabilitas dan fertilitas yang sama pula
3. Tidak ada migrasi, tidak ada introduksi alel dari populasi lain, juga tidak kehilangan,
4. Tidak ada mutasi atau perubahan susunan gen,
5. Tidak ada penghanyutan genetik atau penghilangan genetik (substitusi)
6. Meiosis terjadi secara normal, faktor kebetulan berlaku dalam gametogenesis.
Penerapan genetika populas dalam pemuliaan tanaman adalah berhubungan dengan penentuan banyaknya individu yang homozigot atau heterozigot dalam populasi.
Hemm... akhirnya selesai juga... Tujuh bab diatas adalah materi yang sudah saya dapatkan di semeter 1. Semoga dapat bermanfaat, dan jika ada lebihnya adalah milik Allah, jika ada kurangnya itu adalah milik saya pribadi...
Sumber :
Suryo. 2011. Genetika Untuk Strata 1. UGM Press. Jogjakarta
Tim Dosen Lab. PT FPUB. 2010. Modul Praktikum Genetika Tanaman. FPUB. Malang
Bab 1 Materi Genetik, Pembelahan Meiosis dan Pembelahan Mitosis
Materi Genetik
Seperti yang kita ketahui bahwa sel memiliki 2 bagian penting, yaitu sitoplasma dan nukleus. Di ddalam nukleus inilah terdapat benang-benang kromatin. Kromatin-kromatin tersebut membentuk kromosom yang tampak jelas saat proses pembelahan. Kromosom terdiri dari protein dan DNA, DNA inilah yang dapat membawa atu mewariskan sifat dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Asam nukleat ada dua macam, yaitu RNA dan DNA.
a. RNA terdiri atas gula ribosa, gugus pospat, dan basa organik Purin ( Guanin dan Adenin ) dan Pirimidin ( Cytosin dan Thimin ).
b. DNA terdiri atas gula dioxyribosa, gugus pospat, dan basa organik purin ( Guanin dan Urasil ) dan Pirimidin ( Cytosin dan Thimin ).
Pembelahan Meiosis
Pembelahan Meiosis adalah pembelahan yang terjadi pada alat reproduksi dan menghasilkan sel gamet yang jumlah kromosomnya adalah setengah dari jumlah kromosom induk sel, pembelahab terjadi dua kali. Pada tumbuhan pembelahan seperti ini terjadi pada putik dan benang sari sehingga menghasilkan serbuk sari atau polen dan ovum.
Prosesnya adalah berikut ini :
INTERFASE :
- Liptoten (pembentukan kromatin menjadi kromosom)
- Zigoten (pembentukan kromosom homolog)
- Pakiten (kromosom melakukan penggandaan)
- Diploten (kromosom homolog menebal, merapat dan bergandengan)
- Diakinesis (Proses crossing over)
PROFASE 1
Kromosom homolog membentuk pasangan dinamakan bivalen. Proses berpasangan ini disebut dengan sinapsis. Tiap bivalen membelah dan memanjang sehingga terbentuk 4 kromatid yang disebut dengan tetrad. Pada proses sinapsis ini dapat terjadi pindah silang atau crossing over merupakan penukaran segmen kromatid-kromatid dalam suatu tetrad.
METAFASE 1
Bivalen berkumpul di tengah sel secara acak atau random
ANAFASE 1
Sentromer belum memisah. Kromosom memisahkan diri dan bergerak menuju kutub yang berlawanan masing-masing terdiri dari 2 kromatid. Saat ini kromosom sudah berubah dari keadaan diploid (2n) menjadi haploid (n).
TELOFASE 1
Sitoplasma sel mulai berpisah atau membelah
PROFASE 2
Serabut gelondong terbentuk lagi
METAFASE 2
Sentromer-sentromer menempatkan diri di tengah sel
ANAFASE 2
Sentromer dari tiap kromosom membelah, kromatid-kromatid memisah diri dan bergerak ke kutub yang berlawanan dan merupakan kromosom
TELOFASE 2
Berlangsung sitokinesis dan dinding inti mulai terbentuk lagi.
Pembelahan Mitosis
Pada pronsipnya, proses terjadinya hampir sama dengan pada pembelahan meiosis, hanya saja pembelahan hanya terjadi satu kali, anakan dari pembelahan adalah 2n, dan terjadinya adalah pada sel-sel somatik atau sel tubuh juga pada zigot yang mengalami pertumbuhan.
Adapun prosesnya adalah sebagai berikut :
a. Interfase (Lihat pada Meiosis)
b. Profase : Kromatin memendek dan menebal sehingga terbentuklah kromosom. kromosom membelah dan memanjang membentuk kromatid, sedangkan dinding inti mulai menghilang.
c. Metafase : Kromosom berkumpul di tengah sel
d. Anaafase : Sentromer membelah dan kedua kromatid membelah diri dan memisah ke arah kutub yang berbeda
e. Telofase : Serabut gelondong inti lenyap dan dinding inti terbentuk lagi. Pada sel baru yang terbentuk terdapat stel kromosom yang identik.
Bab 2 Pola Pewarisan Sifat
Karakter dari tetua diwarisakan kepada anakan. Pola yang terjadi adalah sifat yang dominan munkin akan menutupi sifat yang resesif, sehingga sifat resesif dapat tidak muncul. Pewarisan karakter ditemukan pertamakali oleh Goerge Mendel dengan melakukan penyilangan pada tanaman ercis (Pisum sativum sp). Ada tujuh karakter yang diamati adalah tinggi tanaman, bentuk biji, warna biji, warna bunga, letak bunga, warna polong dan bentuk polong.
Dari percobaannya, Mendel menemukan dua hukum yaitu :
Hukum Mendel 1 : Penyilangan satu atau lebih sifat beda akan terjadi segeregasi atau pemisaahan dari pasangan gen sehingga akan memunculkan beberapa kemungkinan variasi gen yang dibawa oleh gamet yang berbeda tetapi memiliki satu alel. Dasar segregasi adalah bahwa gen yang mengalami segregasi menempati lokus yang sama atau homolognya.
Misalnya : RrKk menghasilkan gamet --> RK, Rk, rK, rk
Hukum Mendel 2 : Pengelompokan gen pada saat terjadi penyilangan dengan sifat-sifat yang beda. Saat pembentukan gamet terjadi kombinasi bebas antara pasangan alel yang berbeda.
Misalnya :
AB x AB -> AABB, AB x Ab -> AABb, AB x aB -> AaBB, AB x ab -> AaBb.
Bab 3 Interaksi Gen
Interaksi gen adalah hubungan timbalbalik anatar gen. Lebih lengkapnya interaksi sel adalah keadaaan saling mempengaruhi dari beberapa gen sehingga terjadi variasi fenotip yang menyimpang dari teori Mendel.
Ada dua Interaksi Gen, yaitu ;
Interaksi Interalellik --> Interaksi antar alel antar lokus yang berbeda
Interaksi Intraalellek --> Interaksi pada alel pada lokus yang sama
Terdapat enam tipe rasio epistasis :
a. Epistasis Dominan (12:3:1)
b. Epistasis Resesif (9:3:4)
c. Epistasis Dominan Resesif (13:3)
d. Epistasis Dominan Ganda (15:1)
e. Epistasis Resesif Ganda (9:7)
f. Gen Ganda dengan efek kumulatif (9:6:1)
Bab 4 Tautan, Pindah Silang dan Pemetaan Kromosom
Tautan
Berangkai, Linkage, atau tautan yaitu gen bukan alel terdapat pada satu kromosom yang sama.
a. Gen tidak terangkai :
- Perkawinan dihibrid (AaBb x AaBb) -> 9:3:3:1
- Testcross dihibrid (AaBb x aabb) -> 1:1:1:1
b. Gen terangkai sempurna :
- dihibrid terangkai sis atau couplin phase (AB/ab x AB/ab) ->3:0:0:1
- dihibrid terangkai tran atau repultion phase ( Ab/aB x Ab/ aB) -> 2:1:1:0
c. Gen terangkai tidak sempurna :
- dihibrid testcross terangkai sis (AB/ab x AB/ab) -> n:1:1:n
- dihibrid testcross terangkai tran (Ab/aB x Ab/aB) -> 1:n:n:1
Pindah Silang
a. Pindah Silang Tunggal terjadi pada satu tempat. Terbentuk 4 gen, 2 tipe parental dan 2 tipe rekombinan . Tipe parental terbentuk lebih banyak dibandingkan dengan tipe rekombinan.
b. Pindah Silang Ganda terjadi pada dua tempat. Terjadi pada dua en yang berangkai maka terjadi pindah ssilang ganda yang akan nampak dalam fenotip. gen yang terbentuk dapat tipe perental, rekombinan atau keduanya.
Faktor yang mempengaruhi adalah :
1. Temperatur
2. Umur, makin tua makin rendah
3. Zat kimia
4. Penyinaran dengan sinar X
5. jarak anatr gen terangkai, makin besar jarak makin besar kemungkinan pindahsilang
6. Jenis kelamin
Peta Kromosom
PK adalah gambar skema sebuah kromosom yang digambarkan sebagai garis lurus yang terdapat lokus setiap gen yang terdapat dalam kromosom itu.
Bab 5 Peluang dan Uji Chi Square
Peluang
Dalam ilmu genetika peluang digunakan untuk menjelaskan tentang pemisahan gen-gen ke dalam gamet-gamet, berkumpulnya kembali gen-gen di dalam zigot sehingga dapat terjadi berbagai kombinasi genetis untuk menetikan peluang yang terjadi pada keturunannya.
Chi Square
Mengkaji hasil persilangan lapang dengan teori hukum mendel.
X^2 = (f0-fh)^2/fh
Keterangan :
- X^2 -> Chi kuadrat
- F0 ->frekuensi lapang
- Fh -> frekuensi harapan (mendel)
Hasil dapat di cocokan dengan tabel chi pada bidang horozontal, jika hasil >=0,05 maka sesuai HM, jika hasil <0,05 maka tidak sesuai HM. Pada bidang vertikal terdapat db atau derajat bebas yang menyatakan jumlah kelas fenotip -1.
Bab 6 Genetika Kelamin dan Pewrisan Sitoplasmik
Mekanisme pembentukan kelamin ditentukan oleh faktor genetik, karena bahan genetik terdapat di dalam kromosom, maka perbedaan jenis kelamin terletak dalam komposisi kromosom.
Tanaman menurut letak jenis kelamin :
- Monoecious -> Dalam satu tanaman terdapat bunga jantan dan betina tapi berbeda bunga, misalkan jagung (Zea mays)
- Dioecious -> Bunga jantan dan betina terdapat pada tanaman yang berbeda, maka dalam satu tanaman hanya ada satu jenis kelamin, yaitu jantan saja atau betina saja, misalkan salak (Zalacca educalis)
- Hermaprodite -> Dalam satu tanaman ada kelamin jantan dan betina yanag terletak dalam satu bunga.
Pewarisan Sitoplasmik
1. Hasil perkawinan resiprok melanggar hukum mendel, yaitu betina mendominasi karena betina menyumbangkan sitoplasma sehingga lebih besar kemungkinan pendominasian sedangkan jantan hanya memberikan intinya saja. Perkawinan betina A x jantan B tidak sama dengan betina B x jantan A.
2. Sel kelamin betina membawa organel sitoplasmik dan sitoplasma lebih besar dibandingkan jantan. Jika materi sitoplasmik berhubungan dengan pewarisan sifat maka pewarisan tersebut adalah pewarisan sitiplasmik.
3. Gen kromosonal menempati loki tertentu dengan jarak yang tertentu sehingga dapat membentuk kelompok berangkai (tidak dapat dipetakan)
4. Tidak ada kecocokan atau kesesuaian dengan teori dan hukum mendel, sehingga dapat dikatakan bahwa materi gentik bukan berasal dari kromosom tetapi dari sitoplasma.
5. Substitusi nukleus dapat menjelaskan pengaruh relatif nukleus dan sitoplasma. Jika pewarisan suatu sifat berlangsung tanpa pewarisan gen kromosom maka pewarisan berasal dari materi sitoplasmik.
Bab 7 Genetika Populasi
Frequensi adalah perbandingan antara banyaknya individu dalam suatu kelas dengan jumlah seluruh individu .
Frequensi gen adalah frequensi alel.
Frequensi genotip adalah frquensi dari pasangan alel.
Biasanya, simbol2 adalah sebagai berikut ;
p -> Freq. gen dominan,
q -> freq. gen resesif
A -> gen dominan
a -> gen resesif.
Adanya kawin acak menyebabkan genotipa terbentuk pada populasi tergantung freq. tetua. Bila tanaman memiliki gen A dan a maka hasilnya biasanya adalah, AA, Aa dan aa. maka frequensi genotipa dapat dihitunga dengan rumus : p^2+ 2pq+q^2=1. Rumus ini ditemukan oleh Hardy-Weinberg yang disebut dengan hukum kesetimbangan.
Syarat penggunaan hukum Hardy-Weiberg adalah :
1. Persilangan acak, fenotip individu tidak mempengaruhi pilihan pasangannya,
2. Tidak ada seleksi, semua gamet memiiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh, mempunyai viabilitas dan fertilitas yang sama pula
3. Tidak ada migrasi, tidak ada introduksi alel dari populasi lain, juga tidak kehilangan,
4. Tidak ada mutasi atau perubahan susunan gen,
5. Tidak ada penghanyutan genetik atau penghilangan genetik (substitusi)
6. Meiosis terjadi secara normal, faktor kebetulan berlaku dalam gametogenesis.
Penerapan genetika populas dalam pemuliaan tanaman adalah berhubungan dengan penentuan banyaknya individu yang homozigot atau heterozigot dalam populasi.
Hemm... akhirnya selesai juga... Tujuh bab diatas adalah materi yang sudah saya dapatkan di semeter 1. Semoga dapat bermanfaat, dan jika ada lebihnya adalah milik Allah, jika ada kurangnya itu adalah milik saya pribadi...
Sumber :
Suryo. 2011. Genetika Untuk Strata 1. UGM Press. Jogjakarta
Tim Dosen Lab. PT FPUB. 2010. Modul Praktikum Genetika Tanaman. FPUB. Malang
Komentar
Posting Komentar